Aspek Keberlanjutan Qatar pada FIFA World Cup 2022

Pewarta: Art

FIFA World Cup merupakan salah satu ajang pertandingan sepak bola terbesar yang diselenggarakan tiap 4 tahun sekali. Untuk pertama kalinya, event ini diadakan di wilayah timur tengah pada tahun 2022, yaitu di negara Qatar.

FIFA World Cup 2022 tergolong event yang unik, karena wilayah Qatar yang memiliki iklim/musim yang berbeda dengan wilayah Eropa membuat jadwal pelaksanaan ditunda sehingga mencapai musim yang aman untuk dilaksanakan pertandingan. Selain itu, perbedaan kebudayaan dan kebijakan antara negara Qatar dengan negara tuan rumah sebelumnya menjadikan event ini menjadi event yang sangat ditunggu.

Mengacu dari laporan sportingnews biaya yang dihabiskan untuk pembangunan di Qatar mencapai $229 miliar. Hal tersebut dikarenakan Qatar melakukan persiapan dalam memeriahkan pelaksanakan FIFA World Cup mengacu pada konsep bekerlanjutan.

Qatar merupakan negara rangking kedua sebagai negara yang memiliki bangunan ramah lingkungan di wilayah MENA dengan 1406 sertifikat standar bangunan hijau Global Sustainability Assessment System (GSAS). Musium Nasional Qatar merupakan musium pertama di dunia yang menerima emas LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) dan rating bintang 4 untuk sertifikat GSAS.

Prestasi tersebut dapat diperoleh berdasarkan kerja keras Qatar. Berdasarkan laporan “Sustainable Qatar” terdapat ribuan ahli yang dilatih, dididik pada praktik pembangunan bangunan hijau, dan ribuan jam telah dihabiskan untuk inspeksi dan audit bangunan khususnya stadion untuk mencapai aspek bangunan hijau. Catatan mengenai praktik bangunan hijau terbaik dikembangkan secara maksimal melalui program. Hasil yang didapatkan adalah material bangunan diterima sebagai material yang digunakan memiliki kinerja ramah lingkungan, kebutuhan energi dan air hemat sebanyak 40% daripada standart dunia, serta 80% sisa konstruksi dilakukan proses recycle.

Berdasarkan “The Sustainability Report”, delapan Stadion kelas dunia yang memiliki sertifikat keberlanjutan memiliki fasilitas yang memukau. Fasilitas yang terdapat pada masing-masing stadion yaitu fasilitas olahraga, taman hijau, jalur sepeda dan pejalan kaki, tempat bermain anak-anak, outdoor gym dan juga sistem pendingin raksasa.

Gambar 1 Fasilitas pendingin ruangan skala besar (Sumber: CNBC Indonesia, 2022)

Mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Losi et al., (2021) stadion yang digunakan pada event FIFA 2022 ini merupakan stadion semi terbuka. Atap bangunan dilapisi oleh external façade yang memberikan perlindungan terhadap hembusan angin dan sinar matahari secara langsung. Selain itu, terdapat teknologi nosel udara untuk mempermudah penyebaran udara dingin dari pendingin ruangan raksasa dengan prinsip kerja yang lebih hemat energi. Bentuk bangunan, material yang digunakan serta penggunaan AC raksasa memberikan stadion ini memiliki tingkat tekanan suhu yang aman baik kepada para pemain sepak bola yang ada di lapangan maupun para penonton yang ada di tribun.

Gambar 2 Stadion Semi Terbuka (sumber: Losi et al., 2021)

Selain fasilitas stadion yang memukau, Qatar juga mendapatkan sertifikat untuk menara kantor dan green hotel. Al Bidda Tower merupakan bangunan pencakar langit pertama yang menerima sertifikat GSAS. Hal ini dikarenakan praktik operasional yang diterapkan dalam bangunan tersebut berprinsip ramah lingkungan. Sedangkan hotel-hotel di Qatar dikatakan green hotel karena memiliki kinerja ramah lingkungan. Hotel menerapkan peraturan 100% bebas plastik, mengurangi limbah makanan, meningkatkan program recycle, menggunakan produk pembersih ramah lingkungan, dan material bangunan yang tidak toxic.

Gambar 4 Tempat Sampah di Qatar (Sumber: Ball, 2022)

Akses ke stadion piala dunia pun juga ditingkatkan melalui kereta bawah tanah yang ada di Doha. Kereta bawah tanah ini menghubungkan kelima stadion piala dunia sehingga mempercepat mobilisasi dan memperkecil pengeluaran karbon dari kendaraan bermotor.

Apabila kita melihat prestasi Qatar dalam menerapkan prinsip keberlanjutan, maka Qatar memiliki banyak aspek yang ditingkatkan baik dalam bidang bangunan/ green building, transportasi, energi, dan lingkungan. Hal ini dapat menjadi dorongan terhadap negara-negara lain dalam meningkatkan kualitas pembangunan ke dalam prinsip ramah lingkungan/berkelanjutan.