Mengejar Mentari Kelulusan

Setelah lulus sarjana, ada yang memutuskan untuk langsung bekerja dan ada juga yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Ketika akhirnya memutuskan memulai tahap pasca sarjana, berbagai harapan yang indah dan mulia muncul. Karena sejatinya dengan menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, masyarakat memiliki harapan besar agar seseorang dapat memiliki ilmu pengetahuan yang lebih dalam dan memberikan manfaat yang lebih besar pada lingkungan sekitarnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, kuliah pasca sarjana ternyata terasa jauh lebih cepat dari yang dibayangkan. Pada semester 1, euforia sebagai mahasiswa baru masih terasa dan semangat belajar serta mengenal teman-teman baru juga membuat semua terasa mudah. Tak terasa semester 2 sudah dimulai, dan kata-kata yang mengingatkan bahwa perlu segera melakukan publikasi sebagai syarat lulus S2 semakin sering terdengar. Rasanya masih tahun pertama, dan kadang tesis masih belum terlalu dipikirkan. Hanya sebatas Kuliah Metodologi Penelitian saja, membuat proposal tesis seakan-akan hanya seperti diminta membuat tugas membuat makalah seperti mata kuliah lainnya.

Pada semester 3, kuliah sudah jauh berkurang. Hanya berhadapan dengan jumlah mata kuliah yang sedikit dan diminta untuk mengikuti mata kuliah Publikasi yang mengharuskan untuk mulai membuat draft publikasi. Pada akhirnya, karena kekurangpahaman, juga memicu kekurangseriusan, ditambah urusan selain kuliah yang menggunung, diperparah dengan kondisi pandemi yang mengharuskan kuliah online, membuat semester 3 berlalu begitu saja.

Akumulasi yang terbentuk sejak semester 1 sampai semester 3 akhirnya membuat ketika semester 4 dimasuki, tesis menjadi hal yang cukup berat. Topik tesis rasanya masih tidak cocok saja. Seminar proposal sudah di depan mata. Kesibukan yang lain tidak bisa dikurangi. Kemungkinan besar ini menjadi penyebab mahasiswa mundur teratur dari aktivitas tesisnya di semester 4. Setelah selesai seminar proposal, yang seharusnya segera dilanjutkan dengan revisi proposal dan penelitian yang intensif, ternyata malah diikuti dengan meninggalkan tesis secara keseluruhan.

Ini adalah awal yang buruk dan harus segera diakhiri. Untuk itu, segeralah beralih dan mendobrak diri!

Sebagai mahasiswa S2, sesuai dengan Pedoman Akademik Pasca Sarjana Universitas Jember, syarat untuk dpat melakukan sidang tesis adalah adalah Letter of Acceptance (LoA, surat penerimaan) atas artikel dari publikasi yang akan dilakukan. Maka sejak menjadi mahasiswa baru, hal yang perlu dilakukan ialah mempersiapkan rencana tesis sedini mungkin. Sejak awal mulailah memikirkan mengenai topik yang akan diajukan dan sumber data yang bisa dicari.

Jika Anda adalah mahasiswa semester 2, maka segera mulai untuk serius mempersiapkan tesis pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Jika Anda adalah mahasiswa semester 3, segeralah memantapkan proposal untuk menyiapkan seminar proposal dan niatkan untuk menyelesaikan tesis sesegera mungkin. Jika Anda adalah mahasiswa semester 4 atau lebih, segeralah kembali.

Tidak ada yang mengatakan bahwa menyelesaikan tahap pendidikan ini adalah suatu hal yang mudah. Tidak ada yang memungkiri bahwa Anda juga memiliki pekerjaan dan permasalahan lain yang sangat banyak dan sulit. Akan tetapi, jika Anda meninggalkan tesis ini saat ini, maka Anda akan menemuinya kembali pada semester akhir, ketika Anda akan dikejar-kejar dengan kelulusan dan waktu Anda hampir habis. Ketika itu, tidak ada lagi waktu untuk menyesal dan kembali. Maka sebelum hal itu terjadi, maka lebih baik kita hadapi bersama permasalahan yang ada. Sampaikan kesulitan Anda kepada dosen pembimbing atau dosen wali (Dosen Pembimbing Akademik/DPA) Anda. Cobalah untuk berdamai dengan keadaan dan mencoba menapaki apa yang ada di hadapan Anda. Lebih baik kita menyadarinya saat ini, daripada kita menyesalinya kemudian.

Pada akhirnya, kita tidak bisa membandingkan pencapaian satu orang dengan orang yang lain semata-mata dari gelarnya atau kecepatan lulusnya. Masing-masing orang akan memiliki ujian yang berbeda-beda dengan hal-hal yang tidak diduga oleh orang yang lain. Maka tidak baik rasanya jika kita membanding-bandingkan jika tujuannya untuk melihat kekurangan orang lain. Kita bisa melihat kelebihan orang lain, melihat pencapaiannya yang baik, padahal dia memiliki kekurangan dan kesulitan dalam hal-hal yang tidak kita miliki. Dengan begitu, kita akan terpacu untuk dapat melakukan yang lebih baik dari hari ke hari.
Apakah lulus S2 adalah pencapaian tertinggi Anda? Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain. Maka mari berbuat lebih banyak lagi memberi manfaat agar pundi-pundi kebaikan semakin tersebar luas.