Fenomena Sea-Level Rise dan Ancaman Bencana di Pesisir Pantai

Pewarta: Art

Topik pemanasan global menjadi topik yang hangat dibahas, terkait dengan banyaknya perubahan yang terjadi di alam. Salah satunya adalah bencana banjir rob yang sering kita dengar dari media berita. Wilayah pesisir dan dataran rendah yang menjadi langganan adalah wilayah DKI Jakarta. Jakarta merupakan wilayah dataran rendah yang menjadi salah satu wilayah yang langganan banjir, baik banjir bandang maupun banjir rob. Akibat dari meningkatnya frekuensi bencana di sana, dikabarkan Jakarta menjadi salah satu wilayah yang berpotensi tenggelam. Sebenarnya, apa yang menyebabkan Jakarta menjadi wilayah yang berpotensi untuk tenggelam?

Gambar 1 Wilayah terdampak abrasi akibat kenaikan muka air laut dan penuruanan muka tanah (Sumber: Sridipo, 2021)

Kita merujuk pada topik yang menjadi pembahasan utama saat ini, yaitu global warming. Tingginya kandungan CO2 mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat. Peningkatan suhu inilah yang menjadi penyebab cairnya gunung es di Antartika. Akibat dari pencairan es tersebut maka tiap tahun terjadi peningkatan muka air laut.

Naiknya muka air laut menambah potensi terjadinya bencana alam banjir rob dan abrasi. Fenomena banjir rob dan naiknya muka air laut inilah yang terjadi di wilayah Jakarta. Wilayah Luar Batang merupakan salah satu wilayah terdampak naiknya muka air laut. Wilayah ini berbatasan langsung dengan laut utara yang dibatasi oleh tanggul tinggi. Apabila kita amati seksama, tinggi muka air laut lebih tinggi dibandingkan dataran di wilayah Luar Batang Gambar 2.

Gambar 2 Wilayah Jakarta dan Semarang yang tenggelam akibat kenaikan air laut (Sumber: Sridipo, 2021)

Apakah hal ini hanya terjadi Jakarta? Ternyata tidak.

BPBD Jawa Tengah juga menyatakan bahwa banjir rob terjadi di 43 titik di Kota Semarang. Wilayah yang menjadi langganan banjir rob adalah Tambak Rejo. Sejak 10 tahun yang lalu, Tambak Rejo mulai digenai air laut. Namun air tersebut semakin meninggi sehingga menggenangi permukiman warga.

Pengamatan langsung oleh tim Watchdoc Documentary, menunjukkan bahwa Bekasi merupakan wilayah yang juga terdampak kenaikan air laut. Sekitar 1,7 Ha lahan di Kampung Beting, Muara Gembong telah terabrasi selama 12 tahun terakhir. Apabila dalam keadaan gelombang pasang, maka sekolah pada wilayah tersebut terpaksa diliburkan akibat genangan air yang mencapai permukiman warga (Sridipo, 2021).

Berdasarkan pengamatan ahli geologis dari Kementerian ESDM, penurunan tanah terjadi di wilayah Pekalongan sebesar 15 cm per Desember tahun 2022. Hal tersebut mengacu dari pengamatan yang dilakukan melalui alat ukur di Stadion Hugeng (Budiyanto, 2023). Pekalongan juga menjadi kota yang terancam untuk tenggelam di masa yang akan datang. Awal mula dari banjir pada tahun 2014, Pekalongan terus digenangi air hingga memaksa warga untuk menambah tinggi muka tanah dengan cara pengurugan. Berdasarkan pengamatan secara langsung, telah terjadi abrasi sepanjang 50 meter dari garis bibir pantai Pekalongan (Sridipo, 2021).

Gambar 3 Pengecekan penurunan muka tanah dengan alat ukur di Pekalongan (Sumber: Budiyanto, 2023)

Kita rangkum dari 4 kasus yang terjadi di wilayah Pesisir Utara Jawa, bahwa perubahan alam yang mengancam dataran terendam oleh air laut disebabkan oleh kenaikan muka air laut dan penurunan muka air tanah. Namun fenomena ini tidak hanya mengancam negara Indonesia. Artikel penelitian Miller & Shirzaei, (2021) menyebutkan bahwa fenomena kenaikan air laut, penurunan muka tanah, dan skenario badai juga memberikan pengaruh pada tingkat rawan banjir di wilayah Texas. Texas diprediksi akan mengalami penurunan muka tanah sebesar 76 km pada tahun 2100. Amblesan tersebut meningkatkat potensi area yang tergenang air sebesar 39%, yaitu 1.156 km.

Ada beberapa informasi penting yang perlu kita ketahui mengenai ancaman bencana alam di pesisir pantai, sebagian besar wilayah yang termasuk sebagai dataran rendah (<10 m) pasti mengalami penurunan muka tanah (Shirzaei et al., 2021) dan meningkatnya bahaya banjir akibat kenaikan muka air laut (Shirzaei & Bürgmann, 2018). Peningkatan gelombang badai juga akan terjadi dan wilayah yang padat akan penduduk berpotensi besar untuk mengalami peningkatan frekuensi bencana banjir (Hamlington et al., 2019).

Gambar 4 Kontribusi terhadap kenaikan permukaan laut relatif (mm/tahun) dari 2002 hingga 2015 dari (a) kehilangan massa Lapisan Es Antartika, (b) kehilangan massa Lapisan Es Greenland, (c) variabilitas penyimpanan air terestrial, dan (d) kehilangan massa gletser (Sumber: Adhikari et al., 2016)

Kriteria yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa wilayah pesisir pantai utara jawa menjadi wilayah yang terancam akan bencana alam yang terjadi akibat pemanasan global. Jenis ancaman bencana alam yang terjadi adalah peningkatan muka air laut, penurunan muka tanah, peningkatan frekuensi banjir, meluasnya daerah yang terdampak banjir dan meningkatnya gelombang badai.

Referensi

Adhikari, S., Ivins, E. R., & Larour, E. (2016). ISSM-SESAW v1.0: mesh-based computation of gravitationally consistent sea-level and geodetic signatures caused by cryosphere and climate driven mass change. Geoscientific Model Development, 1087–1109.

Budiyanto. (2023). Pekalongan Diambang Tenggelam. MetroTV. https://www.youtube.com/watch?v=ueCXmH2VGlQ&t=1010s

Hamlington, B. D., Gardner, A. S., Ivins, E., Lenaerts, J. T., Reager, J., Trossman, D. S., Zaron, E. D., & Adhikari, S. (2019). Reviews of Geophysics – 2020 – Hamlington – Understanding of Contemporary Regional Sea‐Level Change and the Implications.pdf. Advancing Earth Adn Space Science, 1–39.

Miller, M. M., & Shirzaei, M. (2021). Assessment of Future Flood Hazards for Southeastern Texas: Synthesizing Subsidence, Sea-Level Rise, and Storm Surge Scenarios. Geophysical Research Letters, 48(8), 1–12. https://doi.org/10.1029/2021GL092544

Shirzaei, M., & Bürgmann, R. (2018). Global climate change and local land subsidence exacerbate inundation risk to the San Francisco Bay Area. Science Advances, 4(3), 1–9. https://doi.org/10.1126/sciadv.aap9234

Shirzaei, M., Freymueller, J., Törnqvist, T. E., Galloway, D. L., Dura, T., & Minderhoud, P. S. J. (2021). Measuring, modelling and projecting coastal land subsidence. Nature Reviews Earth and Environment, 2(1), 40–58. https://doi.org/10.1038/s43017-020-00115-x

Sridipo, M. (2021). Tenggelam Dalam Diam. Watchdoc Dokumentary. https://www.youtube.com/watch?v=v6hp3i2ydrI