Pewarta: Ulfa dan Art
Senin (8/8), Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Jember mengadakan kuliah tamu yang mengangkat 2 topik penting, yaitu “Bussiness Model Canvas” dan “Konsep Smart Mobility pada Smart City”. Kuliah tamu dilaksanakan secara hybrid melalui platform zoom meeting dan pertemuan langsung di Auditorium Fakultas Teknik, Universitas Jember. Sesi pertama membahas mengenai BMC yang disampaikan oleh Dr. Rahayu S Arifin PMP dan sesi kedua mengenai Smart Mobility yang disampaikan oleh Ts Dr. Siti Zaharah Ishak.
Berdasarkan penyampaian materi yang dilakukan oleh ibu Rahayu, Yves Pigneur mengatakan “While product innovation and process innovation are important aspects in entrepreneurship, having the right business model more often than not would make the difference between success and failure”. Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa untuk melakukan set-up sebuah bisnis, product innovation dan process innovation itu sangat penting, namun tanpa adanya bisnis model maka tidak akan terlihat apakah arah pengembangan bisnis itu ke arah yang betul atau menyimpang.
BMC menggambarkan bagaimana organisasi itu menciptakan produk, proses, service innovation bagaimana mendelivernya dan mencapture value apa saja bagi stakeholder sehingga stakeholder tertarik untuk mengambil bisnis yang dirancang. Bisnis model menjadi salah satu kunci untuk menjaga produk yang dibuat dengan proses, strategi, tenaga kerja dan teknologi dari produk tersebut saling berkesinambungan. Bisnis canvas memungkinan anda untuk mengertahui hubungan komponen dari model bisnis, mengidentifikasikan hipotesa, asumsi apa yang kita bangun dan risiko apa yang kita putuskan, melakukan validasi (pasar, channels, penentuan harga), mencari cara bagaimana kita menambahkan nilai tambah tanpa menambah biaya, dan menghadapi perubahan di dalam pasar bisnis.
Sembilan kata kunci yang ada pada BMC adalah customer segment, value proposition, customer relationship, channel, key activities, key resources, key partners, cost structure, revenue streams. Customer segment merupakan bagian dari pasar, dengan yang perlu dianalisis yaitu siapa saja, kebiasaan, penghasilan, kebiasaan kompetitor, regulasi (politikal, ekonomi, sosial). Ibu Rahayu menyarankan menggunakan metode pareto untuk menentukan customer segment dimana 80% dari penghasilan itu dikuasai oleh 20% pelanggan. Tidak lupa mempertimbangkan CAGL (Compound annual growth rate).
Dalam materi yang dipaparkan ibu Rahayu, Roger Martin mengatakan “Bussiness people don’t just need to understand designers better; they need to become designers” artinya pembisnis tidak hanya mengerti bagaiamana melakukan desain. Tetapi juga dia harus yang menjadi desainernya. Pernyatan di atas menunjukkan pentingnya peran bisnis model. Karena pada kenyataannya dari 100% produk atau service yang merupakan hasil dari inovasi itu 72% ternyata gagal untuk dinikmati oleh pasarnya. Maka dari itu bisnis canvas menjadi sesuatu yang signifikan di masa sekarang ini.
Penutup sesi pertama diisi oleh Dr. Rahayu S Arifin PMP yang membagikan tips mengenai hal-hal yang harus dihindari ketika membuat bisnis canvas. Tips tersebut antara lain jangan membuat bisnis canvas itu langsung jadi sekali namun harus pelan-pelan, membuat satu langsung detail, dilakukan oleh banyak orang, mengisi satu persatu, elemen yang tidak mempunyai hubungan dengan elemen yang lain di sisihkan terlebih dahulu, dan jangan terlalu global dan terlalu detail.
Sesi kedua dibuka dengan pengenalan mengenai konsep Smart city oleh pemateri kedua, yaitu Ts Dr. Siti Zaharah Ishak. Beliau menyebutkan keberuntungan kita (Malaysia dan Indonesia) merupakan tetangga dari salah satu negara Smart city, yaitu Singapura. Selain Singapura, negara-negara yang termasuk negara Smart city adalah Swiss, Norwegia, Taiwan, Finlandia, Jerman, Denmark, New Zealand, Australia, Korea dan beberapa negara lain yang tidak sempat disebutkan semuanya.
“Kenapa perlu ada konsep Smart city?” ucap beliau memancing atensi peserta kuliah tamu. Ibu Ts Dr. Siti Zaharah Ishak menjelaskan berdasarkan prediksi UN World Urbanization, pada tahun 2030 akan terjadi peningkatan penduduk yang begitu tinggi. Akibat dari itu akan timbul beberapa permasalahan, yaitu pertumbuhan urbanisasi, perubahan pola keluarga, peningkatan tempat tinggal daerah kumuh dan pemukiman informal, perubahan iklim, peningkatan ketidaksetaraan, ketidakamanan, dan peningkatan migrasi internasional. Karena banyaknya isu yang perlu diselesaikan maka perlu menggunakan suatu konsep yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan, operasi dan pelayanan urbanisasi yang efisien, dan kompetitif dalam bidang ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya untuk generasi penerus. Konsep inilah yang disebut dengan Smart City yang penyusunannya tidak lepas dari konsep SDGs.
Pada kesempatan ini, Ibu Ts Dr. Siti Zaharah Ishak juga memaparkan bahwa negara Malaysia sendiri memiliki kerangka Smart city yang juga disesuaikan sama konsep Smart city versi dunia. Beberapa kota yang menjadi titik fokus pembangunan smart city di Malaysia adalah Kuala Lumpur, Johor Bahru, Kuching, Kota Kinabalu dan Kulim. Sleain itu, beliau juga memaparkan salah satu aspek penting dari Smart city adalah smart mobility yang artinya memiliki pelayanan mobilitas yang aman dan terintegrasi.
Smart Mobility merupakan konsep di mana waktu perjalanan dioptimalkan dengan menggunakan berbagai data masa lalu dan waktu nyata serta bantuan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga mengurangi penggunaan ruang, kemacetan jalan, kecelakaan lalu lintas, dan emisi gas berbahaya. Permasalahan yang perlu diperhatikan pada smart mobility adalah biaya kemacetan yang besar, jumlah emisi karbon, dan jumlah kecelakaan.
Sustainable transport merupakan salah satu konsep yang ada pada smart mobility. Sustainable transport diartikan penyediaan layanan dan infrastruktur untuk mobilitas orang yang memajukan pembangunan ekonomi dan sosial untuk memberi manfaat bagi generasi sekarang dan mendatang dengan cara yang aman, terjangkau, mudah diakses, efisien, serta meminimalkan karbon dan remisi lainnya serta dampak lingkungan. Tiga paradigma dari Sustainable transport adalah avoid (menghindari dan mengurangi kebutuhan perjalanan kendaraan bermotor), shift (beralih ke mode kendaraan yang lebih ramah lingkungan), dan improve (meningkatkan energi yang efektif untuk moda transportasi).
Ibu Ts Dr. Siti Zaharah Ishak menyebutkan kunci atau prinsip yang digunakan pada Smart Mobility adalah flexibility (adanya moda transformasi yang banyak sehingga penumpang bisa memilih moda yang lebih efisien disesuaikan sama situasinya), efficiency (penumpang sampai di tempat tujuan dengan waktu yang sesingkat mungkin), integration (perencanaan rute tiap moda yang mudah diakses), clean technology (sebisa mungkin menggunakan kendaraan yang zero emission), dan safety (pengurangan kecelakaan)
Poin-poin materi yang begitu kompleks bisa disajikan dengan baik oleh Ibu Ts Dr. Siti Zaharah Ishak. Namun poin terpenting dari materi ini adalah apa dampak penerapan Smart Mobility terhadap konsep Smart City?
Berdasarkan pemaparan yang ditujukan pada kelas tersebut, ada 3 bidang yang terdampak, yaitu ekonomi (didorong oleh inovasi, kewirausahaan, citra ekonomi, dan pasar tenaga kerja yang fleksibel, penyematan internasional dan transformasi ke strategi baru yang mempengaruhi ekonomi menuju konsep cerdas), sosial (ingkat kualifikasi, ketertarikan untuk belajar sepanjang hayat, pluralitas sosial dan etnis, pikiran terbuka, fleksibilitas dan partisipatif dalam kehidupan publik), dan lingkungan (lingkungan alam yang menarik, tidak ada polusi, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan dan lingkungan yang terlindungi).
Kuliah tamu dilaksanakan dengan begitu baik, partisipan aktif dalam menanggapi penyampaian materi serta topik pembicaraan yang begitu menarik untuk perencanaan masa depan para mahasiswa program studi. Acara ditutup dengan pelaksanaan dokumentasi dan ditutup secara resmi oleh MC.