Dr. Gusfan Halik, ST., MT. menjadi pembicara dalam Webinar : Hydro Talks # Series1 HATHI Jawa Timur

Pada hari Selasa, 21 Juli 2020 Bidang 5 Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) cabang Jawa Timur mengadakan Webinar : Hydro Talks #series1 yang bertajuk “Strategi Pengelolaan Irigasi dalam Antisipasi Kekeringan di Jawa Timur”. Acara tersebut diadakan secara daring sehingga diharapkan dapat menangkau peserta yang lokasinya jauh sekalipun. Acara ini dapat disimak kembali pada tautan Youtube berikut: https://youtu.be/M4GJLmcPVs0

Sejak beberapa hari sebelum hari pelaksanaan, antusiasme calon peserta begitu tinggi, ditandai dengan jumlah pendaftar yang mencapai 1,055 orang.

Pada hari pelaksanaan tepatnya pukul 09.30, peserta seminar daring memasuki ruangan Zoom dan disuguhkan dengan beberapa video mengenai aktivitas HATHI termasuk HATHI cabang Jawa Timur. Pada pukul 10.00, pembawa acara, Ibu Sri Wahyuni, ST., MT., Ph.D, dosen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya membuka acara. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars HATHI. Setelah itu, Bapak Ir. Bahmid Tohari, M.Eng. memimpin doa untuk kelancaran acara.

Pembawa acara
Pembacaan doa

Acara kemudian dibuka dengan sambutan dari penyelenggara yang dalam hal ini diwakili oleh ketua HATHI Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Nadjadji Anwar, M.Sc. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan terima kasih atas antusiasme kepada peserta dan undangan yang hadir. Beliau juga memperkenalkan pengurus HATHI Jawa Timur yang baru terbentuk.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua umum HATHI Pusat, Dr. Ir. Imam Santoso, M. Sc. Beliau menyampaikan perlunya adanya pengelolaan sumber daya air yang terpadu. Beliau juga mendorong adanya inovasi dalam pengelolaan irigasi baik metode maupun teknologi dengan menjunjung tinggi budaya lokal. Tentu saja dalam hal ini HATHI sebagai organisasi profesi memiliki tanggung jawab untuk ikut berkontribusi di dalamnya.

Sambutan ketua HATHI JawaTimur
Sambutan ketua umum HATHI

Setelah rangkaian sambutan selesai, sesi utama seminar dimulai oleh moderator, Dr. Tech Umboro Lasminto, ST., MSc. yang merupakan dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Setelah itu dimulailah sesi seminar.

Moderator, Dr. Tech Umboro Lasminto, ST., MSc.

Pembicara pertama, Dr. Ir. Mohammad Rizal M.Sc.  (Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas / Sekretaris HATHI Pusat) menyampaikan materinya dengan topik “Mitigasi Bencana Banjir dan Kekeringan”. Beliau menyampaikan beberapa sub topik yaitu gambaran umum wilayah Sungai Brantas, alokasi air wilayah Sungai Brantas, perkiraan musim hujan dan kemarau di Jawa Timur, bencana banjir dan kekeringan, serta mitigasi bencana banjir dan kekeringan. Beliau menyampaikan bahwa selama 2019 sampai bulan Mei 2020 terdapat lebih dari 50 kali kejadian banjir. Sedangkan pada musim kemarau, rata-rata terjadi defisit air walaupun pada musim hujan air cukup berlimpah.

Pembicara Pertama, Dr. Ir. Mohammad Rizal M.Sc.

Untuk mengatasi hal ini, BBWS Brantas membuat satuan tugas bencana BBWS Brantas dengan berbagai langkah yang dilakukan untuk persiapan, mitigasi dan antisipasi jika terjadi bencana. Langkah antisipasi kebutuhan air yang dilakukan di antaranya pembangunan pengendali banjir, penertiban sempadan sungai, penyediaan pompa air kecil, mobil tangki, pembangunan sumur dan rumah pompa, pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH), pembangunan intake sungai, long storage, bendungan, dan embung.

Pembicara kedua ialah Ir. Rudy Novyanto Ridwan, CES. dari Dinas PU SDA Prov. Jawa Timur yang memberikan materinya mengenai “Evaluasi kinerja sistem irigasi dalam mendukung ketahanan pangan di Jawa Timur”. Beliau menyampaikan bahwa sejak 2015, ada pengurangan luas daerah irigasi yang merupakan kewenangan pemprov Jawa Timur yaitu sebesar 8.233 Ha. Dalam mendukung upaya untuk mencapai target ketahanan pangan, ada lima hal yang dilaksanakan yaitu: 1. Peningkatan kelembagaan (pemberdayaan komisi irigasi Provinsi Jawa Timur dan sub komisinya, HIPPA dan tiga TKPSDA Provinsi); 2. Manajemen air dan pembangunan waduk baru untuk meningkatkan keandalan air irigasi; 3. Alih fugsi lahan dengan pembentukan regulasi dan law inforcement; 4. Peningkatan fungsi prasarana fisik dan modernisasi irigasi; serta 5. Peningkatan kapasitas dan jumlah SDM.

Ir. Rudi Novyanto Ridwan

Pembicara yang ketiga ialah Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono., MT., dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Beliau menyampaikan materi mengenai “Jaminan Alokasi Air dan Antisipasi Dampak Kekeringan di Daerah Aliran Sungai Brantas”. Beliau menjelaskan mengenai sistem alokasi air di DAS Brantas, antisipasi dampak kekeringan, permasalahan utama penyediaan air, dan strategi untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Pembicara ketiga, Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono., MT.

Pada presentasinya, beliau menyampaikan bahwa kebutuhan air irigasi di Indonesia sangat tinggi karena Indonesia memiliki tingkat konsumsi beras yang tertinggi kedua setelah Vietnam yaitu 139 kg /jiwa/tahun. Sedangkan berdasarkan perhitungan Virtual Water, untuk menghasilkan 1 kg nasi, maka dibutuhkan 2500 liter air. Sehingga degan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237.6 juta jiwa (BPS, 2010) maka kebutuhan air Indonesia ialah 82.59 milyar m3/tahun.

Dalam menghadapi dampak kekeringan, perlu diperhatikan prakiraan awal musim kering dari BMKG, monitoring muka air waduk dan ketersediaan sumber air, pengaturan alokasi air dan efisiensi penggunaan air, meminimalkan kebocoran air pada saluran, mencegah pengambilan air ilegal, mengkaji ulang pola tanam dan tata tana, serta modifikasi cuaca yaitu dengan penyemaian awan.

Pemateri yang terakhir ialah Dr. Ir. Gusfan Halik, ST., MT., ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember. Beliau menyampaikan materi dengan judul “Asesmen dampak skenario perubahan iklim (IPCC-AR5) terhadap bencana kekeringan di DAS Sampean, Jawa Timur”.

Pembicara keempat, Dr. Ir. Gusfan Halik, ST., MT.

Dalam presentasinya, beliau menyampaikan hasil asesmen bencana kekeringan (SPI) pada skenario RCP 4.5 yang berhasil memodelkan kekeringan pada tahun 2007 di Bondowoso dan kekeringan pada tahun 2019 (24 kabupaten yang terdampak kekeringan). Prediksi kekeringan akibat perubahan iklim pada tahun 2020-2050 juga dapat diperoleh dari pemodelan tersebut.

Setelah seluruh sesi presentasi selesai, dilakukan sesi tanya jawab dengan beberapa penanya yaitu Ir. Mudjiadi, M.Sc., Ir. Djito, Sp1., Anton Dharma,  Ir. Djoko Sukalisno K., DPL., HE., ACPE. Acara Webinar Hydro Talks #series1 dapat berjalan lancar atas kontribusi banyak pihak. Semoga acara yang telah berlangsung dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.